Pengertian PTSD
PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) atau gangguan stres pascatrauma adalah kondisi kesehatan jiwa yang dipicu oleh peristiwa traumatis.
Penyebab PTSD
Gangguan stres pascatrauma (PTSD) dapat berkembang setelah peristiwa yang sangat menegangkan, menakutkan, menyedihkan, atau setelah pengalaman traumatis berkepanjangan.
Faktor Pemicu PTSD
Beberapa faktor pemicu gangguan stres pasca trauma antara lain:
-
Pengalaman yang menakutkan, termasuk jumlah dan tingkat keparahan trauma yang telah dialami dalam hidup.
-
Mewarisi risiko kesehatan mental; riwayat gangguan kecemasan dan depresi dalam keluarga.
-
Ciri-ciri kepribadian seperti kecenderungan temperamental.
-
Cara otak mengatur bahan kimia dan hormon yang dilepaskan tubuh sebagai respons terhadap
stres
.
PTSD bisa menyasar segala usia dan dapat mengalami gangguan stres pascatrauma. Namun, beberapa faktor berikut ini dapat meningkatkan risiko seperti:
-
Mengalami trauma yang intens.
-
Pernah mengalami trauma lain di awal kehidupan, seperti pelecehan pada masa kanak-kanak.
-
Memiliki pekerjaan yang meningkatkan risiko terkena peristiwa traumatis, seperti anggota militer.
-
Memiliki masalah kesehatan mental lainnya, seperti kecemasan atau depresi.
-
Memiliki masalah dengan penyalahgunaan zat, seperti minum berlebihan atau penggunaan narkoba.
-
Memiliki anggota keluarga sedarah dengan masalah mental.
Gejala PTSD
Kemunculan gejala sangat beragam. Gejala bisa saja muncul dalam 1 bulan hingga bertahun-tahun setelah mengalami kejadian traumatis. Gejala PTSD dibagi menjadi 4 tipe yaitu:
-
Gejala Ingatan Intrusif
-
Ingatan yang tidak diinginkan. Gejala bersifat mengganggu dan datang secara berulang.
-
Menghidupkan peristiwa traumatis tersebut seakan-akan peristiwa tersebut terjadi lagi (kilas balik).
-
Mimpi buruk tentang peristiwa tersebut.
-
Respons t
erhadap peristiwa traumatis.
-
Menghindari Sesuatu
-
Hindari pikiran dan obrolan tentang peristiwa traumatis.
-
Hindari tempat, kegiatan, atau seseorang yang mengingatkan pada kejadian traumatis.
-
Perubahan Negatif
-
Muncul pemikiran negatif.
-
Putus asa tentang masa depan.
-
Kesulitan dalam mengingat.
-
Merasa jauh dari keluarga dan teman.
-
Kurangnya minat pada kegiatan yang disukai sebelumnya.
-
Tak ada emosi positif.
-
Mati rasa.
-
Perubahan Reaksi Emosional dan Fisik
-
Mudah kaget atau ketakutan.
-
Selalu waspada terhadap bahaya.
-
Perilaku merusak diri.
-
Kesulitan tidur.
-
Kesulitan berkonsentrasi.
-
Rasa bersalah atau malu yang luar biasa.
Diagnosis PTSD
Berikut ini beberapa langkah diagnosis yang dilakukan:
-
Melakukan pemeriksaan fisik guna mengetahui masalah medis yang menyebabkan gejala.
-
Melakukan evaluasi psikologis; mencakup diskusi tentang tanda dan gejala yang mengarah pada peristiwa.
-
Gunakan kriteria dalam
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders
(DSM-5), yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association.
Pengobatan PTSD
Berikut ini beberapa langkah pengobatan yang umum dilakukan:
Psikoterapi
- Terapi kognitif
. Jenis terapi bicara ini membantu pengidap mengenali cara berpikir (pola kognitif) yang membuatnya terjebak dalam ingatan masa lalu.
- Terapi paparan
. Terapi perilaku ini membantu pengidap menghadapi situasi dan ingatan yang menakutkan dengan aman.
- Desensitisasi dan pemrosesan ulang gerakan mata
. Terapi ini menggabungkan pemaparan dengan gerakan mata untuk memproses ingatan traumatis dan mengubah cara bereaksi.
Obat-obatan
- Antidepresan
. Obat ini dapat membantu gejala depresi, kecemasan, masalah tidur, dan konsentrasi.
- Obat anti kecemasan
. Obat ini dapat meredakan kecemasan parah dan masalah terkait. Obat hanya digunakan dalam waktu singkat.
- Prazosin
. Obat ini dapat mengurangi atau menekan mimpi buruk pada pengidap.
Komplikasi PTSD
Gangguan stres pascatrauma dapat mengganggu seluruh aspek kehidupan termasuk pekerjaan, hubungan sosial, kesehatan, dan hobi. Mengidap gangguan stres pascatrauma juga dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental lainnya seperti:
-
Depresi dan kecemasan.
-
Ketergantungan obat-obatan dan alkohol.
-
Gangguan makan.
-
Pikiran dan tindakan bunuh diri.
Pencegahan PTSD
Ketakutan, kecemasan, kemarahan, depresi, rasa bersalah adalah reaksi umum terhadap trauma. Namun, tidak semua pengidap mengalami gangguan stres pascatrauma jangka panjang. Mendapatkan bantuan tepat waktu dapat mencegah perkembangan PTSD semakin parah.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika mengalami gejala traumatis selama lebih dari sebulan, sebaiknya berdiskusilah dengan psikolog melalui sesi konseling. Perawatan tentunya dapat membantu mencegah gejala gangguan stres pascatrauma menjadi lebih buruk.
Agar mudah, kamu bisa tanya psikolog tepercaya untuk berdiskusi dan mendapatkan informasi medis yang dibutuhkan melalui aplikasi Halodoc. Tentuny melalui fitur chat/video call secara langsung pada aplikasinya. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!
Referensi:
Anxiety and Depression Association of America. Diakses pada 2022. Post Traumatic Stress Disorder.
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Post-traumatic stress disorder (PTSD).
WebMD. Diakses pada 2022. Posttraumatic Stress Disorder (PTSD).
Misdiagnosis with BPD
Some of the symptoms of complex PTSD are very similar to those of borderline personality disorder (BPD), and not all professionals are aware of complex PTSD.
As a result, some people are given a diagnosis of BPD or another personality disorder when complex PTSD fits their experiences more closely. Professionals disagree about when it’s helpful to diagnose someone with a personality disorder or when another diagnosis or description is better. To find out more see our page on why personality disorders are controversial?
If you’re worried that the diagnosis you’ve been given doesn’t fit the way you feel, it’s important to discuss it with a mental health professional so you can make sure you’re getting the right treatment to help you.
See our pages on borderline personality disorder and personality disorders for more information on these diagnoses.
Our pages on seeking help for a mental health problem provide information on how to make sure your voice is heard, and what you can do if you’re not happy with your doctor.
-
Trauma intens atau berkepanjangan.
-
Telah mengalami trauma lain di masa kecil, termasuk penganiayaan atau ditelantarkan.
-
Pekerjaan yang meningkatkan risiko terpapar kejadian traumatis, misalnya personel militer, tim SAR, dan petugas medis dan pertolongan pertama darurat.
-
Gangguan kesehatan mental lainnya, misalnya gangguan kecemasan fobia , atau depresi.
-
Kurangnya sistem dukungan yang baik dari keluarga dan teman.
-
Kerabat kandung yang mengalami gangguan kesehatan mental, termasuk PTSD atau depresi.
Kondisi yang umum memicu PTSD
Semua orang menghadapi masa yang menyulitkan dalam hidup, tapi beberapa lebih rentan menderita gangguan stres pascatrauma. Kejadian paling umum yang memicu perkembangan PTSD, seperti:
-
Terlibat di medan perang.
-
Keterlantaran dan kekerasan fisik di masa kecil.
-
Pelecehan seksual
.
-
Serangan fisik.
-
Diancam dengan senjata.
- Kecelakaan pesawat.
- Penculikan.
- Perampokan.
- Diagnosis medis yang serius.
- Serangan teroris.
- Berbagai kejadian ekstrem lainnya.
Diagnosis & pengobatan PTSD
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk kondisi ini?
PTSD adalah kondisi yang tidak terdiagnosis sampai setidaknya sebulan sejak adanya kejadian traumatis. Jika selama sebulan setelah kejadian Anda mengalami gejala-gejala PTSD, segera temui dokter.
Bila gejala PTSD muncul, dokter akan memulai diagnosis dengan melakukan pemeriksaan riwayat medis dan fisik lengkap.
Walaupun tidak ada tes laboratorium untuk mendiagnosis secara spesifik, dokter mungkin menggunakan beragam tes untuk memastikan tidak ada penyakit fisik yang menyebabkan timbulnya gejala.
Jika tidak ditemukan penyakit fisik apapun, Anda mungkin dirujuk ke psikiatris, psikolog, atau ahli kesehatan mental profesional yang terlatih khusus untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit kejiwaan.
Psikiatris dan psikolog akan menggunakan interview dan alat penilaian untuk menilai seseorang terhadap kelainan kecemasan.
Cara dokter melakukan diagnosis PTSD yaitu berdasarkan gejala yang dilaporkan, termasuk masalah sehari-hari. PTSD terdiagnosis apabila orang mengalami gejala PTSD yang sudah berlangsung lebih dari sebulan.
Apa saja pilihan pengobatan untuk PTSD (gangguan stres pascatrauma)?
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, PTSD termasuk salah satu jenis gangguan kecemasan yang bisa diatasi dan disembuhkan. Menurut Mayo Clinic, ada beberapa metode yang bisa Anda coba untuk mengatasi kondisi tersebut, di antaranya:
1. Terapi psikologi
Ada beberapa jenis terapi psikologi atau psikoterapi yang bisa dilakukan jika Anda ingin terbebas dari PTSD, di antaranya adalah:
Terapi kognitif
Salah satu jenis psikoterapi ini dilakukan dengan berbicara dengan ahli terapi untuk mengetahui pola pikir yang mungkin menjadi penyebab Anda terjebak dengan memori yang menimbulkan efek traumatis.
Exposure therapy
Terapi psikologi yang satu ini dapat membantu Anda menghadapi situasi dan ingatan yang selama ini menimbulkan efek trauma dengan cara yang aman dan tidak berbahaya. Hal ini membuat Anda bisa lebih efektif dalam mengelola hal-hal traumatis penyebab gangguan stres pascatrauma.
Terapi ini juga bisa dilakukan menggunakan program virtual reality yang membuat Anda kembali merasakan suasana atau kondisi penyebab timbulnya trauma, dan terus-menerus latihan menghadapinya.
2. Penggunaan obat-obatan
Beberapa jenis obat-obatan juga dapat membantu Anda mengatasi gejala PTSD dan membantu proses terapi. Di antaranya adalah:
- Obat-obatan antidepresan.
- Obat-obatan anti-kecemasan.
- Prazosin, obat yang dianggap efektif untuk mengurangi mimpi buruk.
Pengobatan PTSD di rumah
Gaya hidup dan pengobatan rumahan yang mungkin membantu mengatasi post-traumatic stress disorder (PTSD) adalah:
-
Ikuti rencana pengobatan dan bersabar.
-
Pelajari PTSD agar bisa lebih memahami perasaan Anda, lalu bisa mempersiapkan strategi untuk merespons secara efektif.
-
Cukup beristirahat, konsumsi makanan sehat berolahraga , dan meluangkan waktu untuk rileks.
-
Jangan menyalahgunakan alkohol atau narkoba yang memberikan lebih banyak lagi masalah dan mencegah kesembuhan yang sebenarnya.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.