Skip to content

Model pembelajaran example non example adalah

Teori Perkembangan kognitif Jean Piaget menunjukkan bahwa kecerdasan berubah seiring dengan pertumbuhan anak. Anak usia 7-11 tahun masuk pada tahap operasional konkret.  Pada usia ini anak mampu mengurutkan dan mengklasifikasikan objek serta situasi -situasi yang dihadapi. Anak juga mampu mengingat, berpikir secara logis dan memahami konsep sebab akibat secara sistematis serta rasional. Ini adalah waktu yang tepat untuk belajar membaca dan menghitung. Sikap egoisnya pun menghilang secra perlahan, karena mulai memahami suatu permalasahan dan sudut pandang orang lain.

Belajar bukan hanya suatu kegiatan untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan dan sikap yang diperlukan oleh setiap individu. Belajar bukan pula suatu kegiatan untuk memperoleh jawaban dari suatu masalah atau soal ujian. Belajar adalah dari yang tidak tahu menjadi tahu. Belajar  juga merupakan kegiatan bermakna  yang dilakukan oleh setiap individu sepanjang hayat. Belajar selalu melekat pada kehidupan ,karena setiap individu selalu dihadapkan oleh persoalan-persolan baru dalam kehidupannya. Belajar adalah suatu proses yang kompleks pada individu sehingga terjadi perubahan tingkah laku menyangkut pengetahuan,ketrampilan dan sikap yang bersikap yang bersifat tahan lama.  

Berdasarkan paparan diatas, maka tugas seorang guru salah satunya adalah memberi ruang agar inovasi dan daya kreatifitas siswa dapat berkembang maksimal. Kreatifitas yang bermakna memberi kesempatan seluas-luasnya bagi siswa untuk belajar melakukan sesuatu atas prakarsa sendiri dan saling berkerjasama dengan sesama teman atau orang tua, secara positif sesuai dengan potensi dan bakatnya. seorang guru dituntut harus dapat memiih model atau metode yang tepat sesuai materi dan karakteristik pembelajaran agar siswa dapat berkembang secara maksimal.

Metode Pembelajaran adalah seperangkat cara yang dilakukan guna mencapai tujuan tertentu dalam proses pembelajaran. Metode Pembelajaran tidak memiliki syntax yang baku. Sedangkan, model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang memiliki syntax, sehingga model-model pembelajaran dapat digunakan sebagai acuan pada kegiatan perancangan kegiatan yang sistematik dalam mengomunikasikan materi pembelajaran kepada siswa.

Model pembelajaran Example Non Example adalah suatu program pembelajaran yang dalam penyajian materi memakai instrumen gambar. Contoh gambar dapat merangsang siswa untuk menganalisis gambar ke dalam sebuah deskripsi. Deskripsi gambar berupa pemaknaan dan interpretasi siswa mengenai maksud dari isi gambar yang disajikan. Examples merupakan teknik untuk menggambarkan dan menjelaskan tentang suatu contoh pada materi yang diajarkan. Lalu, Non Examples merupakan teknik yang bukan menggambarkan suatu contoh pada suatu pembahasan materi yang diajarkan(berlangsung).

Langkah-langkah model pembelajaran Example Non Example antara lain: (1) Mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran; (2) Menempelkan gambar pada papan tulis; (3) Memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisis gambar; (4) Melalui diskusi kelompok,hasil diskusi dari anaisis gambar dicatat dalam kertas; (5) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya; (6) Mulai dari komentar /hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai; (7) Kesimpulan.

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu: faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan,sosial ekonomi  kondisi psisikis dan fisik. Faktor yang datang dari luar diri siswa adalah lingkungan terutama kualitas pembelajaran.

Ciri-ciri hasil belajar yang optimal adalah siswa memiliki rasa kepuasan, kebanggaan yang menumbuhkan motivasi belajar interistik pada diri siswa dan menambah keyakinan dan kemampuan dirinya. Siswa tidak mengeluh dengan hasil yang rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya mempertahankan apa yang telah dicapai. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreatifitasnya. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh(komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, ranah psikomotorik, keterampilan atau perilaku serta kemampuan siswa untuk mengendalikan diri terutama dan menilai hasil yang dicapai maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

Setelah pembelajaran Tema Cita- Citaku,Sub tema Aku dan cita-citaku, pembelajaran ke -1, dengan subyek siswa kelas IV SD Negeri Songgom 02, yang dilakukan pada kamis, 15 Juli 2021 selama 2X 35 menit, Kabupaten Brebes. Model pembelajaran Example Non Example memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa, yakni rata-rata hasil belajar secara klasikal sebesar 94,16%. Berdasarkan hasil yang telah didapat maka penulis menyimpulkan model pembelajaran Examlple Non Example tepat di implementasikan untuk siswa Sekolah Dasar pada tahap operasional konkret.

Penulis di Tripven. Sangat menyukai Sejarah dan saat ini sedang menjalani Pendidikan di UMP Purwokerto.

Belajar sambil bermain tentu adalah salah satu sebuah kondisi yang diidamkan oleh siswa. Apalagi pembelajaran tersebut terdapat media gambar sebagai penunjang, tentu siswa akan lebih bersemangat. Berikut merupakan gambaran dan penjelasan pembelajaran examples non examples.

Pengertian

Model example, non example adalah program pembelajaran yang dalam prosesnya memakai instrumen gambar untuk penyajian materi. Kegunaan dari adanya contoh gambar adalah agar siswa bisa menganalisis gambar ke dalam sebuah deskripsi. Deskripsi gambar berupa pemaknaan dan interpretasi siswa mengenai maksud dari isi gambar yang disajikan.

Pembelajaran jenis ini berfungsi agar siswa bisa memahami materi dengan cara berimajinasi. Selain itu model ini juga bermanfaat untuk merangsang siswa dalam berpikir analitis dan kritis untuk menyelesaikan segala masalah. Terutama masalah  yang ada pada gambar yang dipresentasikan.

Examples Non Examples Menurut Para Ahli

Example non examples adalah teknik yang dapat dipakai guru dalam pengajaran dengan tujuan agar siswa bisa lebih paham tentang definisi konsep. Hal ini merupakan pendapat Buehl (1996) Apariani, (2010:20).

Berdasarkan penuturan Huda (2014), pembelajaran examples non examples merupakan pembelajaran yang memanfaatkan gambar sebagai perangkat untuk penyampaian materi ajar. Ini bertujuan agar siswa mampu belajar dengan pola pikir kritis dan pola pikir menyelesaikan sesuatu (pemecahan masalah). Karena dengan adanya gambar, siswa bisa terpicu untuk menganalisis dan mendeskripsikan makna atau maksud dari gambar yang disajikan.

Berdasarkan pendapat Shoimin (2013), examples non examples merupakan pembelajaran yang bertujuan untuk melatih kepekaan siswa pada suatu masalah, ini bisa dicapai dengan cara menyajikan contoh gambar, isu, atau topik yang nantinya akan diinterpretasikan dan dianalisis oleh siswa. Secara langsung guru nanti akan membimbing siswa dalam mengidentifikasi masalah, mengarahkan sudut pandang, mencari cara lain dalam pemecahan masalah dsb.

Examples merupakan teknik untuk  menggambarkan dan mennjelaskan tentang suatu contoh pada materi yang sedang diajarkan. Lalu non examples merupakan teknik yang bukan menggambarkan suatu contoh pada suatu pembahasan materi yang diajarkan (berlangsung).

Contoh yang bisa didapat dengan menggambarkan suatu permasalahan yang sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan bahkan bisa didapat pada kehidupan sehari-hari.

Contoh-contoh dapat diperoleh dari kasus atau gambar yang relevan dengan Kompetensi Dasar.

Model examples non examples dalam penerapannya diharuskan untuk menyediakan diagram, tabel dan gambar yang berkaitan dengan bahan materi ajar. Tentu materi yang ada sudah disesuaikan dengan kompetensi yang telah ditetapkan.

(Roestiyah. 2001: 73) Urutan dalam pelaksanaannya, pembelajaran ini akan menyajikan sebuah gambar yang akan dipasang di dinding atau bisa menggunakan LCD. Selanjutnya siswa diminta untuk memperhatikan gambar, lalu siswa bisa melakukan diskusi dengan grup belajar tentang gambar yang telah diperhatikan. Selanjutnya mereka mempresentasikan hasil diskusi grup, lalu guru akan melakukan bimbingan dan evaluasi, dan pada tahap terakhir, guru & siswa melaksanakan refleksi pembelajaran.

Langkah-Langkah atau Sintaks Examples Non Examples

Langkah-Langkah atau Sintaks Examples Non ExamplesLangkah-Langkah atau Sintaks Examples Non Examples

Berikut merupakan sintaks dari model pembelajaran yang dalam aktivitasnya menggunakan gambar berdasarkan (Agus Suprijono, 2009 : 125), yakni:

  • Pertama-tama guru akan menyediakan gambar yang cocok dengan misi pembelajaran. Gambar yang dipakai harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan dengan kompetensi yang telah ada.
  • Kedua guru akan mempresentasikan gambar pada dinding atau LCD Proyektor. Pada langkah ini guru bisa menyuruh siswa untuk menyediakan gambar yang sesuai. Selanjutnya siswa akan membuat grup belajar.
  • Ketiga guru akan mengarahkan siswa untuk menyimak gambar dan menganalisanya. Siswa akan diberi kesempatan berupa waktu untuk memahami gambar dengan cermat. Guru juga bisa memberikan clue agar siswa bisa terangsang dalam memahami gambar.
  • Keempat guru akan mengarahkan siswa untuk membuat grup belajar 2 hingga 3 siswa. Yang bertujuan untuk menganalisa gambar lebih lanjut. Lalu analisa tersebut ditulis di kertas yang telah disediakan oleh guru.
  • Kelima setiap grup belajar akan diberi waktu untuk mempresentasikan didepan kelas dari diskusi yang telah didapat.
  • Keenam berdasarkan hasil diskusi dan presentasi siswa, guru akan mengutarakan sebuah evaluasi dan revisi apa yang benar dan salah pada presentasi siswa dan menguraikan tentang misi pembelajaran yang ingin didapat.
  • Pada tahap ketujuh ini siswa dan guru akan membuat kesimpulan tentang materi belajar yang telah dilalui.

Contoh Gambar atau Kartu

Ini merupakan beberapa contoh gambar atau kartu yang bisa dimanfaatkan oleh guru, contoh gambar tidak harus seperti video di bawah, yang penting contoh gambar bisa memicu siswa untuk berpikir kritis dan analitis.  Karena contoh gambar bisa berupa pemandangan, simbol (seperti simbol garuda), gambar seseorang yang sedang melakukan sesuatu dsb.

 

Kelebihan dan Kekurangan

Berikut merupakan beberapa pertimbangan yang bisa dilakukan oleh guru agar bisa menggunakan pembelajaran ini dengan kritis dan tepat guna.

Kelebihan

Ini didasarkan pada Buehl (Apriani dkk, 2007:219) yang menjelaskan kelebihan model pembelajaran ini, yakni:

    • Peserta didik bisa memulai suatu materi dari satu definisi yang berikutnya dipakai untuk memahami sebuah konsep sehingga penguasaannya bisa lebih komprehensif .
    • Anak didik berpartisipasi pada sebuah penemuan, yang nantinya bisa memicu akal dan perasaan mereka untuk mengkonstruksi konsep, yang berasal dari aktivitas pembelajaran non example dan example.
    • Peserta didik akan mendapat kesempatan untuk menjelajahi karakteristik dari suatu konsep dengan memperhitungkan bagian non example yang bisa termuat yang sudah dijelaskan pada bagian example.
    • Siswa bisa mengembangkan keterampilan untuk berpikir kritis ketika melihat gambar yang sesuai dengan kompetensi dasar.
    • Mengimplementasikan materi dari contoh gambar yang sesuai dengan kompetensi dasar.
    • Setiap siswa akan diberi waktu untuk mengutarakan apa yang dipikirkan setelah menganalisis gambar yang sesuai dengan kompetensi dasar.

Kekurangan Example Non Example

    • Waktu yang digunakan cenderung panjang.
    • Materi yang ada di sekolah tidak selalu bisa cocok dengan presentasi gambar.

Kesimpulan

Dengan menggunakan imajinasi siswa bisa terlatih untuk bermimpi tanpa batas, dengan imajinasi pula abad 21 menancapkan era keemasannya. Itulah kenapa pembelajaran examples non examples sangat cocok untuk era sekarang ini.

Imajinasi bisa bermanfaat untuk mengembangkan ide, meningkatkan kepekaan dan mempertajam otak. Hal tersebut tentu sangat bermanfaat bagi kehidupan siswa, terutama ketika mereka ingin mencapai sebuah tujuan atau cita-cita.

Dalam implementasinya examples non examples cocok sebagai selingan ketika proses kegiatan belajar mengajar berada pada titik jenuh yang mengakibatkan siswa bosan dan terjadi stagnasi.